Dikenal dua
jenis elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaitu
elemen primer dan elemen sekunder. Reaksi kimia pada elemen primer yang
menyebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda
positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya habis, elemen
primer tidak dapat dimuati kembali dan memerlukan penggantian bahan pereaksinya
(elemen kering). Contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells).
Allesandro
Volta, seorang ilmuwan fisika mengetahui, gaya gerak listrik (ggl) dapat
dibangkitkan dua logam yang berbeda dan dipisahkan larutan elektrolit. Volta
mendapatkan pasangan logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat membangkitkan ggl
yang lebih besar dibandingkan pasangan logam lainnya (kelak disebut elemen
Volta).
Hal ini menjadi
prinsip dasar bagi pembuatan dan penggunaan elemen
sekunder. Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum
digunakan, yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum
dikenal dengan istilah 'disetrum'). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer,
elemen sekunder dapat dimuati kembali berulang kali. Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki.
A.
Pengertian Accu
ACCU (mulator) atau sering disebut
aki, adalah salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau
motor, semua memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus
pada dinamo stater kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga
listrik.
Syarat pembuatan aki :
1. Elektrodanya harus dari bahan
penghantar listrik
2. Kedua macam elektrodanya harus
dari bahan yang berbeda.
3. Elektrolit nya
harus mengandung asam,basa, atau garam,sehingga larutan itu merupakan
penghantar listrik.
4. Perbedaan pada
elektroda dan elektrolitnya yang di gunakan akan membuat perbedaan pula pada
tegangan yang dihasilkannya, namun umumnya tidak lebih dari 2,2 volt tiap
selnya.
5. Arus listrik
yang dihasilkan dapat diperbesar dengan jalan menambah luas permukaan elektroda
yang terhubung langsung dengan elektrolit namun hal ini tidak berpengaruh pada
tegangan (Volt).
Aki
merupakan jenis baterai yang praktis karena dapat diisi kembali. Sel aki atau
accu merupakan contoh sel volta yang bersifat reversible, dimana hasil reaksi
dapat diubah kembali menjadi zat semula. Pada sel aki jika sudah dapat diisi
ulang, sedangkan pada sel baterai tidak bisa. Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator
timbal. Secara fisik aki ini terdiri dari dua kumpulan pelat yang dimasukkan pada larutan asam sulfat
encer (H2SO4). Larutan elektrolit itu ditempatkan pada
wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. penyekat). Letak
pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling
menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator.
Anode : lempeng
logam Timbal (Pb)
Katode : lempeng
logam oksida timbal (PbO2)
Elektrolit :
larutan asam sulfat encer (H2SO4)
Proses kimia yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua
bagian penting, yaitu selama digunakan dan dimuati kembali atau 'disetrum'.
B.
Penggunaan atau pengosongan Aki
Reaksi kimia pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2SO4)
pecah menjadi dua ion hidrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion
sulfat yang bermuatan negatif (SO42-). Tiap ion SO42-
yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb)
menjadi timbal sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron.
Sedangkan sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal dioksida (PbO2),
mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul
air (H2O).
Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal
dioksida (sehingga menjadi positif) dan memberikan elektron itu pada timbal
murni (sehingga menjadi negatif), yang mengakibatkan adanya beda potensial
listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan,
reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut :
Anode :
Pb(s) + (aq) PbSO4(s) + H+(aq)
+ 2e
Katode :
PbO2(s) + (aq) + 3H+(aq) + 2e PbSO4(s)
+ 2H2O(l)
Reaksi Sel :Pb2(s)
+ PbO2(s) + (aq) + 2H+ 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Di atas ditunjukkan terbentuknya
timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini akan mengurangi
reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer),
sehingga tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis.
C.
Pengisian Aki
Aki dapat diisi kembali karena hasil-hasil reaksi pengosongan aki tetap
melekat pada kedua elektrode. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah
aliran elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anode (Pb) mengirim
elektron pada katode, sebaliknya pada pengisian aki elektrode Pb dihubungkan
dengan kutub negatif sumber arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada elektrode Pb
itu direduksi. Sementara itu PbSO4 yang terdapat pada elektrode PbO2 mengalami
oksidasi membentuk PbO2.
Sementara proses
kimia selama pengisian aki (charging)
terjadi setelah aki melemah (tidak dapat memasok arus listrik pada saat
kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan pada keadaan
semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus yang
terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap
pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S04-
pada lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang
bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02.
Reaksi kimia yang terjadi adalah:
Anoda : PbSO4(s) + 2H2O(l) PbO2(s)
+ + 3H+(aq)
+ 2e
Katode :
PbSO4(s) + H+(aq) + 2e
Pb(s) + (aq)
Reaksi Sel : 2PbSO4(s) + 2H2O(l) Pb(s)
+ PbO2(s) + 2H (aq) + 2H+(aq)
D.
Fungsi aki
Fungsi aki adalah sebagai alat
untuk menghimpun tenaga listrik (dipakai pada mesin mobil dsb), penghasil, dan penyimpan daya listrik hasil reaksi kimia
peranti untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga kimia atau sebaliknya.
peranti untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga kimia atau sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar